Social Icons

Pages

Selasa, 29 September 2009

Bedhol Desa Demi Pembangunan Waduk

Waduk Gajah Mungkur

Siang itu, beberapa hari setelah lebaran Ilham (12 tahun) terlihat asyik naik gajah yang berjalan berlenggak-lenggok. Ilham adalah salah satu peserta rombongan dari Batuwarno yang mengisi sisa liburannya dengan berwisata ke Bendungan Waduk Gajah Mungkur. Bersama dengan kedua orang tuanya, bocah kelas enam SD yang sejak setahun lalu ditinggal ayahnya merantau ke Jakarta mencari nafkah itu, terlihat tertawa riang karena kegirangan. Tidak hanya naik gajah, Ilham juga mencoba beberapa permainan lain yang disediakan oleh tempat wisata Waduk Gajah Mungkur.


Waduh Gajah Mungkur terletak sekitar tujuh kilometer dari kota Wonogiri ke arah Selatan. Ditempuh sekitar 15 menit dengan kondisi jalan mulus dan lancar. Waduk Gajah Mungkur dibangun secara swakelola dengan bantuan konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang pada tahun 1976 dan pada tahun 1981 diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto. Sebelum dijadikan sebagai tempat wisata, Waduk Gajah Mungkur dibuat untuk pengendali banjir (Flood Control) Sungai Bengawan Solo. Tujuan lain pembuatan bendungan serbaguna ini sebagai pembangkit tenaga listrik (PLTA). Selain itu fungsi lain dari pembangunan waduk itu adalah untuk kebutuhan pengairan lahan pertanian seluas 23600 ha milik masyarakat Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Sragen dan sekitarnya.

Melihat daerah dan potensi lain, kemudian Waduk Gajah Mungkur dikembangkan menjadi tempat wisata bagi warga Wonogiri dan sekitarnya. Selain sebagai sarana wisata, Waduk Gajah Mungkur sangat strategis untuk olah raga udara dan air (Layar dan dayung). Wonogiri merupakan daerah perbukitan berupa lembah buta. Secara regional kawasan ini termasuk bagian dari topografis pegunungan Selatan dengan ketinggian bukit yang sangat bervariasi antara 15 –20 meter. Daerah datar antar perbukitan menempati dasar-dasar bukit yang terpisah-pisah.

Keindahan bukit-bukit yang alami menambah suasana menjadi nyaman dan asri di Waduk Gajah Mungkur. Saat memasuki daerah wisata Waduk Gajah Mungkur, pengunjung disambut dengan patung yang melambangkan bedol desa. Patung itu mengingatkan bahwa saat proses pembuatannya harus memindahkan atau mentransmigrasikan 51 desa di Tujuh kecamatan yang kurang lebih dihuni sekitar 12.157 kepala keluarga. Mereka secara sukarela mengikuti Program Bedhol Desa dengan bertranmigrasi ke berbagai daerah di Sumatera. Seperti Sitiung Propinsi Sumatera Barat, Jujuhan, Rimbo Bujang, Alai Ilir, Pemenang Propinsi Jambi, Air Lais, Sebelat, Ketahun, Ipuh Propinsi Bengkulu, Panggang, Baturaja Propinsi Sumatera Selatan.

Lantas apa saja yang menjadi daya tarik wisata di Waduk Gajah Mungkur? Sejak dibuka untuk tujuan wisata, Waduk Gajah Mungkur sedikit demi sedikit melengkapinya dengan arena permainan, kebun binatang mini, kolam renang, sepeda air, dan sarana olahraga paralayang. Selain itu, bagi yang pingin keliling Waduk Gajah Mungkur disediakan perahu dan kapal boad yang siap mengantarkan wisatawan untuk keliling menyusuri waduk. Waduk Gajah Mungkur mempunyai luas 9.700 hektar dengan panjang waduk 1.452 meter, tinggi waduk 42 meter dan volume 730 juta meter kubik.

Di kawasan waduk ini juga beberapa kali diadakan event-event seperti kejuaraan paralayang dan gantole. Tanggal 4-9 Agustus 2009 lalu, diselenggarakan event Wonogiri XC Challenge Indonesia Nasional and Open Paragliding Championship 2009 menampilkan kejuaran paralayang yang diikuti sebanyak 74 atlet dari 10 negara seperti China, Korea, Philipina, Jepang, Amerika, Australia, Jerman, Switzerland, dan Hongkong.

Bagi para pengunjung yang ingin melihat event-event wisata ritual lainnya bisa datang pada bulan Muharam/Suro “Jamasan Pusaka Mangkunegaran”. Sedangkan di bulan Syawal biasanya diadakan Syawalan ketupat, panggung hiburan dan pentas seni budaya Reog, Tari Kethek Ogleng, Campursari dan Orkes Dangdut.

Setelah lelah mengelilingi area waduk, pengunjung bisa menikmati hidangan yang berada di atas air yang biasa disebut warung terapung dengan sajian khas ikan bakar nila. Dikawasan obyek wisata ini juga dikembangkan Agrowisata berupa pembudidayaan berbagai jenis ikan tawar.

teknos bbs|FT Istimewa

2 komentar:

  1. berapa tarif masuk wisata waduk gajah mungkur pada hari libur sekolah

    BalasHapus
  2. Perencanaan Pemerintah dalam membuat sebuah waduk bukanlah hal yang main-main. Seperti misalnya pembangunan waduk Jatigede saja, sebagaimana yang dilansir dari website iyaa.com , Pemerintah berencana menerbitkan peraturan presiden (Perpres) untuk menyesaikan dampak sosial pembangunan waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, pada tahun ini. Aturan ini akan menjadi payung hukum permasalahan pembebasan lahan dan relokasi 4.590 kepala keluarga yang terdampak pembangunan waduk tersebut.

    BalasHapus