Social Icons

Pages

Sabtu, 12 September 2009

Masjid Annawier

Selain sebagai Masjid tertua dan terbesar di Jakarta Barat sampai saat ini, Masjid Annawier juga sempat menjadi tempat pergerakan untuk mengusir para penjajah. Saking tua dan besar didaerah Pakojan, Masjid ini juga biasa disebut dengan Masjid Pakojan.

Masjid ini berbeda dengan yang biasa kita lihat pada umumnya, gaya arsitektur yang indah dan khas dengan perpaduan gaya Timur Tengah, Cina, Eropa, dan Jawa. Masjid yang pada umumnya menggunakan kubah, disini tidak ada. Tidak terdapatnya kubah merupakan bentuk pengaruh masjid di Timur Tengah, tepatnya Hadrasmaut (Yaman Selatan). Pintu-pintu masjid yang masih asli dengan ornamen Cina dan kontruksi daun jendela beraksen Jawa.


Masjid Jami Annawier merupakan bangunan bersejarah peninggalan kota Batavia yang berdiri sejak tahun 1760 oleh Daeng Usman bin Rohali dari Makassar, Sulawesi Selatan. Pada awalnya bangunan masjid ini hanya mempunyai luas sekitar 500 meter persegi dengan bahan kayu utama. Sejak masjid ini dibangun, banyak pedagang asing seperti pedagang dari Gujarat India dan Cina berdatangan ke masjid ini. Bahkan pada abab ke-18, masjid ini merupakan pusat penyebaran agama Islam. Semakin banyak para pedagang dari Asia beragama Islam menuntut ilmu di masjid Jami Annawier. Selain itu pula berdatangan para habib bermarga Alaydrus.

Sebagai kota pelabuhan, kota ini semakin padat orang yang ingin belajar. Untuk menampung para jemaah, masjid itu kemudian diperluas berkat bantuan salah seorang keturunan Arab mewakafkan tanahnya untuk memperluas pembangunan masjid. Syarifah Fatimah binti Husein Alaydrus adalah orang yang mewakafkan tanahnya dan hingga saat ini makamnya masih sering diziarahi banyak orang.

Sejak dibangun, masjid ini mengalami beberapa kali pemugaran. Terutama bagian interiornya, bagian list-plang-nya yang bermotif gunungan dan sayap kelelawar, serta menara yang menjadi satu bagian dengan masjid.

Pada tahun 1850 masjid Annawier kembali di renovasi oleh Komandan Dahlan. Tidak ada yang tahu persis dan dari mana Komandan Dahlan. Ada yang menyebutkan Komandan Dahlan berasal dari daerah Banten. Versi lain mengatakan Komandan Dahlan seorang pangeran Mataram yang datang ke Batavia. Oleh Komandan Dahlan masjid Annawier diperluas menjadi 1.250 meter persegi.

Pada tahun 2002 tujuh pengurus masjid pada saat itu, antara lain Sayyid Abdullah, Sayyid Aloei, Sayyid Hassim, Sayyid Muhammad, Syekh Abdurrahman, Haji Abdul Mu‘thi, dan Haji Mohammad Tosim kembali merenovasi masjid Annawier. Para pengurus masjid ini merenovasi dan memperluas lagi bangunan masjid hingga menjadi 1.983 meter persegi dengan bantuan seorang arsitek dari Perancis. Renovasi terakhir ini tetap mempertahankan tiang, pilar penyangga, dan menara asli yang lama.

Memasuki ruang utama, terlihat jelas pada tiang penyangga berbentuk silinder bercat putih khas Eropa. Dalam ruang utama berbentuk huruf L tersebut berdiri kokoh 33 pilar besar yang melambangkan jumlah dzikir yang biasa dibaca umat Islam setelah selesai shalat. Diruang serambi terdapat tiang berjumlah 17, ini melambangkan jumlah rekaat salat lima waktu. Lima pintu dari arah barat menghadap ke timur melambangkan rukun Islam, sedangkan enam jendela pada bagian selatan melambangkan rukun iman.

Ruang utama terdapat dua mimbar tempat berkotbah yang berbentuk kubus dan terbuat dari kayu dengan ukuran 1,6 x 1,6 meter. Salah satunya hadiah dari Sultan Pontianak pada abad 18 Masehi. Di dinding dekat mimbar terdapat tulisan Arab dengan arti: “Inilah mimbar tempat menyampaikan penerangan-penerangan agama dan nasihat yang benar”. Ujar Suherman.
FT: travelclub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar